Sunday, August 20, 2006

BUAT SIM GAK USAH PAKE TEST SEGALA DAH!!!

Brengsek!!!,,, Awalnya sih dibilangnya : "Ma'af Pak, prosedurnya memang begitu, tidak ada yang namanya bayar langsung beres. Bapak harus ikutan tes tulis dan tes riding." Setelah pengumuman tes tulis keluar, ternyata 80% peserta dinyatakan gagal !!! Kemudian ada oknum petugas yang datang dan ngasih tahu:"Kalau ingin lancar Bapak datang saja ke Lt 3, temui Ibu "ini". Di sana sudah antri beberapa orang yang akan menemui ibu "ini". Bapak harus bayar sekian, nanti urusan lancar. Dan benar saja, setelah uang dibayar, form langsung diisikan dan ditandatangani. Kemudian langsung foto. Tes riding tetap ikut tapi formalitas belaka. "Jengkel juga, akhirnya kutendang aja border di area riding pas tes riding. Begitulah penuturan salah seorang teman saat dia membuat SIM barunya. "Kalo ditota-total buat SIM A habisnya 325 rebu, pake bayar biaya tes segala sih, tutur teman saya tadi." Dan kayaknya 75% peserta yang lain juga begitu.

Fenomena tersebut sudah sering menjadi topik pembicaraan dari dulu, bahkan bisa dibilang cerita basi. Dan nyatanya, memang masih ada. Pejabat-pejabat terkait, sudah seringkali bilang: "Laporkan saja kalo ada oknum yang seperti itu." "Kami harap, masyarakat juga membantu dengan tidak mengurus pembuatan SIM lewat calo dan "oknum-oknum petugas" (tapi, adakah kemungkinan semua petugas adalah oknum? :)) ha ha ha). Yang jelas, tetap saja praktek-praktek yang tidak benar itu tetap ada.

Saya pikir udahlah, gak usah pake ada tes-tes segala maca. Pejabat terkait harusnya membuat terobosan revolusioner dan progresif untuk mengatasi masalah tersebut. Kalau boleh sih, saya usulkan ide bodoh-bodohan sebagai berikut:

1. Pembuatan SIM tidak perlu tes macam-macam
2. Persyaratan mutlak, bikin standar minimal usia minimal yang boleh membuat SIM
3. Pemohon SIM harus mengisi form data yang diperlukan dan pernyataan-pernyataan
bahwa akan bersedia mematuhi aturan berkendara yang telah ditetapkan
kepolisian * (dituangkan dalam sebuah buku panduan tata tertib berkendara yang
akan diserahkan saat pengambilan SIM, berisi peraturan dan lain-lain termasuk
wawasan tentang rambu-rambu lalu lintas)
4. Setelah itu, pada form tadi tanda tangan di atas materei
5. Peserta bayar biaya administrasi + buku panduan tata tertib + foto diri
5. Foto diri
6. SIM jadi, peserta mendapat SIM + buku panduan tata tertib berkendara

Pasti akan ada pro dan kontra atas ide tersebut, namanya juga bodoh-bodohan!!! atau mungkin lebih baik??? :))

tapi saya sangat setuju sekali kali bila ide tersebut dilaksanakan.

----Ngimpi kale----

Friday, August 18, 2006

      DISCLAIMER BLOG - http://rendrafirmansyah.blogspot.com/

  1. Keterkaitan Dengan Organisasi/Institusi/Perusahaan Tempat Kita Bekerja

          Opini yang ditulis dalam blog ini adalah semata-mata opini pribadi saya dan tidak mewakili           sikap atau pendapat organisasi atau institusi atau perusahaan yang berkaitan dengan saya           langsung maupun tidak langsung.

  1. Komentar/Trackback/Pingback

          Saya tidak bertanggung jawab atas komentar, trackback dan pingback yang ditulis oleh           pihak lain selain saya. Seluruh komentar, trackback dan pingback adalah tanggung jawab           masing-masing pemilik/penulisnya. Saya akan memberikan informasi yang ada tentang           penulis komentar, trackback dan pingback jika diminta secara hukum.

  1. Kutipan

          Tulisan saya bisa memuat kutipan dari sumber lain. Saya tidak bertanggung jawab atas isi           dari kutipan maupun tulisan yang saya kutip secara keseluruhan. Kutipan adalah milik           dari pemiliknya masing-masing, dan digunakan dalam blog ini demi kemudahan           pembacanya.

  1. Hiperlink/Tautan

          Blog ini menggunakan teknologi hiperlink. Penggunaan taut/hiperlink adalah semata-mata           untuk memudahkan navigasi pembaca blog ini. Saya tidak memiliki kontrol atas isi dari           situs web lain yang direferensikan oleh taut/hiperlink pada blog ini, oleh karena itu saya           tidak bertanggung jawab atas isi dari situs web yang direferensikan tersebut.

  1. Kebenaran Informasi di Blog

          Blog ini adalah blog pribadi saya dan tidak ada jaminan bawa tulisan di blog ini akan adil,           tidak bias dan seimbang. Bersikaplah dewasa dan jika anda membutuhkan opini dari pihak           lain atau pihak yang berseberangan pendapat, anda dapat mencarinya dari sumber lain.           Informasi yang disediakan oleh blog ini bersifat apa adanya, tanpa jaminan dengan           kepercayaan penuh pada kedewasaan para pembacanya.

      
          Seperti dikutip dari http://priyadi.net/archives/2005/12/22/disclaimer-blog/">www.priyadi.net

Thursday, August 17, 2006

Dewasa.,,???


Andai…. aku tlah dewasa…, apa yang kan kukatakan.., untukmu idolaku tersayang, ayah…

Andai… usiaku berubah…., kubalas cintamu bunda…, pelitaku…., penerang jiwaku dalam setiap waktu… (Lagunya Sherina Munaf)
Dewasa, apa itu dewasa?
“Ada 3 anak kecil, 4 remaja putri, dan 2 orang dewasa yang masuk ruangan itu tadi siang”. Mengacu pada kalimat tersebut, apakah berarti dewasa itu merupakan klasifikasi manusia berdasar usia? Mungkin benar iya, tapi khusus untuk kalimat itu. Ini sesuai dengan arti kata dewasa dalam bahasa inggris, adult. Kata adult berasal dari bahasa latin yang diambil dari kata adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna (Hurlock, 1992). Dalam kasus ini memang benar, tapi rasanya lebih esensial kalau dewasa kita maknai dalam artian sifat. Ya, sifat! Sesuatu yang dimiliki manusia.

Ada yang berpendapat bahwa dewasa bukanlah sifat. Dalam salah satu tulisan disebutkan, “Kedewasaan memang bukan sifat, ia cenderung berbentuk sebagai sikap, atau perilaku tindakan mahluk berwujud manusia.” Saya cenderung memandang bahwa dewasa adalah sifat. Bagaimana seseorang bersikap dan berperilaku terhadap suatu hal adalah sifat. Sifat yang dibentuk oleh sebuah proses dan merupakan bagian pembelajaran seseorang atas suatu masalah kehidupan. Menjadi dewasa berarti tidak kekanak-kanakan (menyerupai anak-anak – dalam hal sifat). Dalam sebuah ceramahnya, KH Abdullah Gymnastiar (Aa’ Gym), memaparkan ciri-ciri orang dewasa, ciri-ciri yang tidak dimiliki oleh anak kecil (kanak-kanak), yaitu sebagai berikut : memiliki kemampuan dalam mengendalikan lisannya; memiliki empati, mampu meraba dan menganalisis perasaan orang lain; memiliki kehati-hatian dalam bertindak, sering dan terbiasa berpikir serta melakukan perhitungan yang matang sebelum melakukan sebuah perbuatan atau menyikapi suatu masalah; lebih sabar; dan bertanggung jawab.


Berikut ini adalah pendapat orang-orang (saya peroleh dari internet) mengenai dewasa :

· Luftee : kadang kedewasaan tidak tumbuh beriringan dengan bertambahnya usia,tapi ketika kita mampu menyingkap setiap tabir pada kehidupan yang kita jalani ini InsyaAllah dengan sendirinya kita belajar untuk lebih dewasa dari hari kehari.Lihat semua hal dari semua sudut yang dapat kita lihat niscaya kau akan menekukan sesuatu yang lain yang mungkin akan membuatmu lebih matang lagi dalam berpikir

· Ariemq : ...ketika kita bisa menyikapi apapun yang terjadi dalam hidup sebagai sarana untuk jadi lebih baik di hadapan Allah.

· Mujahid muda : tua itu pasti, dewasa itu pilihan..nah... Jadi berusaha untuk memberikan sikap yang terbaik yang mampu kita berikan ketika kita menyikapi sebuah masalah..dan mencoba untuk memahami sikap orang lain ketika ia menyikapi sebuah masalah. Jadi, dewasa itu ya relatif..masing2 orang bisa beda menterjemahkannya, apalagi bagi orang yang berilmu dan kurang berilmu..tetapi orang yang berusaha untuk menjadi dewasa akan terlihat dari kesehariannya yang akan selalu berusaha untuk memperbaiki diri.

· InsyaAllah (inisial) : kadang2 orang yang gak tau arti kedewasaan itu sendiri justru lebih bisa menampakkan sifat kedewasaan pada dirinya.. menurut saya, kedewasaan nampak saat kita bisa menyikapi suatu permasalahan secara proporsional dan pada tempatnya.. bisa mengendalikan hati, pikiran, ucapan serta perbuatan pada dirinya sendiri.

· Azizah : Sebenarnya hampir semua orang punya dua sisi, kekanak-kanakan dan kedewasaan. Hanya mungkin porsinya yang berbeda. Seseorang bisa dikatakan dewasa, ketika dia bisa menempatkan segala sesuatunya pada tempatnya. Ada kalanya kita boleh bersikap kekanak-kanakan, contoh ketika sedang bercanda dengan anak2, sambil mengajarkan sesuatu kps mereka, karena memang kita harus bisa masuk ke dunia mereka. Namun, kita juga dituntut harus bersikap dewasa ketika dihadapkan pada suatu masalah yang harus diselesaikan, baik itu pekerjaan, masalah pribadi atau keluarga. Yang penting sih, proporsional. Kadang, justru dengan adanya masalah akan membuat kita semakin dewasa dalam hidup ini. Ibaratnya ada ujian untuk masuk ke tahap yang selanjutnya. Jika kamu bisa lulus, akan ada hadiah yang kamu dapat, salah satunya adalah kedewasaan

Saya pikir, kedewasaan itu cenderung berkorelasi proporsional terhadap beban hidup. Mungkin lebih tepatnya ini terkait dengan masalah tanggung jawab. Dari pengamatan saya terhadap teman-teman, keluarga, kenalan dan orang-orang di sekitar saya, ada fenomena di mana orang yang lebih banyak menerima tanggung jawab sering lebih cepat dewasa dibanding yang jarang menerima tanggung jawab. Proses pendewasaan itu terbentuk terbentuk selama ia memikul beban-beban hidup, beban-beban amanah, setelah ia ditempa oleh beban berat, dituntut untuk bertanggung jawab. Orang-orang ini kemudian menjadi lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak.


Orang dewasa yang tidak dewasa??? Mungkin saja!!!
Apakah Anda sudah dewasa???

Monday, August 14, 2006


---BOYORRRR--- 


Malam itu, selepas isya’, terjadi percakapan antara dua bocah, pangtri al cosorbi dan pajri al boyori,

Pajri : “Pan, gua pagi ini lari pagi, terus siangnya renang, sekarang capek bener”
Pantri : “Emang lu ngapain, balik-balik ke Bandung, eehh… jadi rajin bener olah raga???
Pajri : “Gua mo jadi atlet men, mo ngurusin badan nih…”
Pantri : “Ha ha ha…”, lu mah emang boyor sih !!!”
Pajri : “Ha ha ha… Eh, tadi pas renang ada orang yang jauh lebih boyor daripada gua loh, tapi enak bener dia kalo berenang, kayaknya mudah bener ngapungnya”. Mungkin emang ada korelasi antara derajat keboyoran dengan kemampuan mengapung di air, kayak konstruksi kapal gituh.
Pangtri : “Ha ha ha…”

Boyor??? Apakah definisi boyor??? Anda tak akan menemukan definisi boyor di wikipedia, bahkan di kamus bahasa Indonesia pun sepertinya tak akan ada. Boyor, sebuah istilah aneh untuk menyatakan orang berperut besar bergelambir. Dan selanjutnya muncul ungkapan-ungkapan turunannya : dasar loe buaya boyor!, boyor hidung belang!, boyor makan tanaman, yang boyor yang gombyor, institut gajah boyor, boyor juga manusia.

Tapi tunggu ,,, jangan menjustifisikasi bahwa boyor itu negatif, buruk. Tidak,,, semua itu tergantung bagaimana orang mengapresiasinya.

Mari kita syukuri diri ini apa adanya,,,

--- Boyor itu indah ---

*Jadi pengen renang euy, lama bener gak berenang

Sunday, August 13, 2006

Pindahan

Hari ini jadwalnya angkut-angkut barang dari blog lama ke blog baru.
Angkut-angkut dan sedikit atur-atur.

Okeh

Friday, August 11, 2006


Krriiinngggg….


“Krriiinngggg….”, telepon berdering. Dari seberang terdengar suara : “Halo,,, Ndra? Piye, kok gak tau telepon to? Piye kuliahe ? …Iyo, neng kene apik-apik wae. Ojo lali dongane loh yo... Ibu yo mung iso dongakne. Duite isih po ra ? Dikirimi ta? Yo wis, dijogo lho awake! Nek maem, nganggo sayur ! Yo wis nek ngono,, …nek sinau sing tenanan !”

Sebuah cuplikan dialog dengan ibuku tersayang di masa-masa kuliah dulu. Terekam jelas dalam memori betapa besar perhatian seorang ibu. Masih terekam sangat jelas episode-episode itu, episode indah bersama ibu sejak kecil hingga kini. Begitu pebuh kelembutan dan kasih sayang. Terlalu banyak untuk disebut satu per satu, semua pengorbanan dan kasih sayangnya yang tiada terkira, tak akan bisa digambarkan.

Ribuan kilo jalan yang kautempuh,
lewati rintangan,
untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan,
walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
seperti udara kasih yang engkau berikan,
tak mampu ku membalas,
ibu…

Seperti kata Iwan Fals dalam lagu tersebut, kasih sayang ibu memang seperti udara, tak kan terbalas. Dan kugubah lagu Ada Band, Yang Terbaik Bagimu,

Ibu dengarlah…, betapa sesungguhnya kumencintaimu…
Kan kubuktikan, kumampu penuhi bahumu…

Dalam surat Al Isra ayat 23 :… dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Ibu…, kan kubuktikan kumampu penuhi ‘bahumu’.

Thursday, August 10, 2006

Postingan Pertama Yang Kedua*

Bismillahirrahmaanirrahiiimm

Wahai dunia... !!!

Tidaklah sama antara diam dengan berjalan
Tidaklah sama antara berjalan dengan berlari

Tidaklah sama antara berkata dengan bekerja
Dan tidaklah sama antara bekerja dengan berjuang
Mari bersama tinggalkan medan kata-kata menuju medan kerja yang nyata


* Pindah blog man...