Wednesday, March 14, 2007

My Another blog

This is my another blog.

Tuesday, December 05, 2006

Engine Over Heat

Beberapa waktu yang lalu, ada seorang ‘teman’ yang meminta bantuan untuk mengatasi sepeda motornya (jenis fuel injection) yang bermasalah. Saat berkendara di daerah yang macet, dia mengeluhkan rasa panas berlebih (tidak seperti biasanya, yang menurutnya tidak normal) di area kaki kanannya. Selain itu, dia juga mengeluhkan bau sangit (sesuatu yang terbakar) selama mengendarai motornya di kemacetan lalu lintas tadi. Hingga pada suatu ketika, salah satu lampu indikator yang ada di area speedometer berkedip-kedip dan kemudian di saat bukaan gas dia turunkan, engine langsung mati. Dia kemudian memeriksa engine secara visual, ternyata cover protector (dari plastik) engine sebelah kanan (tepatnya di daerah boltnya) terlihat sudah mulai melumer (terdeformasi karena panas).

Beberapa saat setelah dia menyampaikan keluhannya, saya coba periksa sepeda motornya itu. Saya buka tutup oil level (ada di area engine sebelah kanan), segera tercium bau menyengat yang ternyata adalah aroma oli terbakar (karena panas berlebih). Segera saya konfirmasi ke teman saya tadi, apakah bau ini yang dia keluhkan tadi. Dan dia pun mengiyakannya. Pada batang oil level (berbahan plastik) terlihat berwarna coklat kehitaman, berbeda dengan warna oil level sepeda motor yang normal (berwarna abu-abu). Saya juga melihat cover protector engine yang terlihat melumer (tepatnya di area bolt pengikat).

Dari pemeriksaan awal tadi, saya simpulkan bahwa telah terjadi over heat atau panas berlebih di engine, yang menyebabkan oli terbakar, warna oil level mulai menghitam, dan cover protector engine mulai melumer (terdeformasi karena panas). Tapi saya masih belum dapat memahami apa kaitan antara over heat ini dengan menyalanya lampu indikator, yang kemudian disusul dengan matinya engine saat bukaan gas diturunkan (apakah ini adalah saling berkaitan atau tidak?). Mengingat setahu saya, pada sepeda motor jenis ini (fuel injection) tidak ada sensor untuk memberitahukan bahwa telah terjadi over heat pada engine. Saya coba singkirkan dulu hal ini. Pertanyaan selanjutnya adalah: “Apa yang menyebabkan engine over heat atau bagaimana engine ini menjadi over heat?”. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya over heat pada engine. Diantaranya volume oli yang kurang, kesalahan pakai jenis oli sehingga menyebabkan terjadinya slip, lubang-lubang saluran oli di crank case/ cover crank case maupun di part-part lain (di dalam engine) yang tidak ada/belum terproses, atau adanya kotoran-kotoran yang menyumbat sirkulasi oli di dalam engine atau mungkin habit konsumen dalam berkendara yang tidak benar, dan lain-lainnya

Kemudian untuk memastikan apa penyebab over heat, engine kemudian dibongkar. Visualisasi part-part yang ada di engine adalah sebagai berikut :
1.Di area engine sebelah kiri part-part terpasang normal dan tidak ada perubahan warna
2.Di area engine sebelah kanan, part-part terpasang normal, tapi terlihat ada perubahan warna yang sangat mencolok pada part primary clutch (centrifugal clutch). Part tersebut tampak berwarna coklat gosong.

Dari pengamatan visual tersebut saya tetapkan part yang menjadi suspect kasus over heat ini adalah centrifugal clutch. Meskipun demikian, kita harus tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah (ceilee…, takut melanggar HAM nih). Oleh karenanya, saya kemudian memeriksa part lain yang terkait dengan centrifugal clutch ini. Centrifugal clutch terpasang pada crankshaft, serta terhubung juga dengan disk clutch comp. Setelah saya amati dengan seksama, warna “gosong” pada centrifugal clutch terletak di area weight-nya (centrifugal clutch tersusun atas dua part, yaitu weight dan outernya – prinsip mirip dengan drum brake). Jadi, warna “gosong” terdapat di area weight serta outernya dengan lebar area gosong sama dengan lebar penampang weight, dan penampakan “gosong” ini tidak di area pinion yang terhubung dengan disk clutch. Hal tersebut menguatkan pendapat saya dalam menetapkan centrifugal clutch sebagai suspect. Untuk lebih menguatkan lagi, saya mencoba mengecek crankshaft di mana centrifugal clutch ini terpasang. Saya semprot lubang-lubang sirkulasi oli di shaft-nya crankshaft, dan hasilnya ok, lubang sirkulasi tersebut dapat berfungsi dengan baik. Dan kemudian saya tingkatkan status centrifugal clutch menjadi terdakwa dalam kasus engine over heat ini.

Saya mencoba menelisik lebih lanjut bagaimana centrifugal clutch ini menyumbang kenaikan temperatur yang tinggi di engine. Merujuk pada literatur karangan Joseph E. Shigley yang berjudul Mechanical Engineering Design, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya total energi yang terdisipasi menjadi panas (selama proses clutching dari t0 ke t1) yaitu inersia weight, inersia outer, serta kecepata angular weight dan outer centrifugal clutch tersebut. Jadi, inersia yang over (dari standar yang telah dibuat designer-‘maker’) dapat menyebabkan meningkatnya energi yang terdisipasi menjadi panas. Dan tentu saja, faktor yang dapat mempengaruhi inersia yang over dalam kasus ini adalah massanya, karena unsur ruang/spase telah dibatasi. Sedangkan mengenai beda kecepatan angular, bila beda kecepatan angular antara weight dan outernya semakin besar, maka juga akan menyebabkan meningkatnya energi yang terdisipasi menjadi panas. Beda kecepaatan angular terbesar terjadi saat initial enganged dan bernilai nol saat sudah full enganged (stall). Saya akan mencoba membahas lebih lanjut tentang faktor beda kecepatan angular antara weight dan outer dari centriufugal clutch.

Dalam centrifugal clutch, mekanisme balik dari weight dikontrol oleh spring. Yang menjadi pertanyaan di benak saya adalah : “Bagaimana akibatnya bila spring ini lemah (kekakuannya)?”. Dalam keadaan normal, ketika sepeda motor dalam keadaan stasioner/idle, weight belum enganged dengan outernya. Dengan demikian outer belum berputar meneruskan daya ke disk clutch dan seterusnya. Akan tetapi, saya pikir akan lain lagi halnya apabila kondisi dari spring weight-nya lemah (kekakuannya). Pada saat idle, spring kurang mampu menahan gaya centrifugal yang terjadi. Hal ini menyebabkan weight mulai enganged (meski putaran idle) dengan outer. Di sisi lain gaya centrifugal yang dihasilkan oleh putaran idle belum kuat untuk menggerakkan beban. Hal tersebut menyebabkan weight enganged slip terus dengan outernya. Dengan demikian beda kecepatan angular antara weight dan outer besar dan terus terjadi (karena tidak terjadi stall). Fenomena inikah yang terjadi pada motor ‘teman’ saya tadi ? Pada saat berkendara di jalan yang macet, motor tentu sering berhenti (dan dalam keadaan idle). Dan mungkin saja spring centrifugal clutch-nya lemah sehingga weight pun slip terhadap outernya selama sepeda motor berhenti di kemacetan. Dan semakin lama, akan menyebabkan over heat di engine. Wallahu ‘alam bis shawwab. Masih perlu dibuktikan terlebih dahulu dengan pengukuran, pengujian, dan trial-trial.

Sebagai solusi, saya rekomendasikan pada teman saya untuk mengganti centrifugal clutch-nya, dan kita lihat saja bagaimana perkembangan selanjutnya, solved or not?

•Mengenai menyalanya lampu indikator di speedometer saya coba mengemukakan hipotesa sebagai berikut :
Pada sepeda motor fuel injection, ada sensor di engine yang berfungsi mengetahui temperature oli engine, yang mana apabila sensor ini rusak atau error akan menyebabkan menyalanya salah satu lampu indikator yang terletak di speedometer. Input-an temperature oli akan dikirimkan ke ECU yang kemudian akan memberikan perintah berapa banyak kuantitas semprotan bahan baker ke ruang bakar. Dalam keadaan temperatur oli yang sangat tinggi (engine over heat), mungkin dapat menyebabkan errornya kinerja sensor, sehingga lampu indikator menyala. Apabila sensor rusak/error, default-nya akan menyebabkan campuran di ruang bakar menjadi kaya. Dan dalam keadaan langsam, kondisi campuran yang kaya ini sangat memungkinkan menyebabkan engine menjadi mati.

Sunday, December 03, 2006

Muara Angke; Kakap - Cumi - Tenggiri - & Kerang Ijo

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, hari ini saya jadi juga pergi bermain ke Muara Angke Jakarta Utara, tepatnya di daerah wisata ikan (entah apa sebutan benarnya). Tentunya saya tidak pergi sendirian. Kami ada berlima, Iwan Yudika (process engineer), Bonny (Boiler engineer), Adi Supriyatna (Design Engineer), Luhtfi Kukuh dan saya sendiri (engineer gadungan, he he he). Sebenarnya sehari sebelumnya saya sempat mengajak Goio (http://goioizme.wordpress.com)juga, tapi sepertinya Goio sudah ada rencana lain di hari ini (biasalah..., namanya juga manajer gituh, so pasti sibuk lah, lupa ama prend-prendnya ini :p )

Kami berlima berangkat dari Tabah Raya,Kodamar-Kelapa gading Barat sekitar jam 09.00. Lewat Papanggo Priok (nyasar dulu), Mangga Dua, Muara Karang, dan kemudian Muara Angke. Setiba di Muara Angke (sekitar jam 10.30)kami langsung menuju di bibir laut, tepatnya di samping tempat pelelangan ikan Muara Angke. Kami sempat jeprat-jepret sebentar sembari menikmati keindahan air laut yang dipenuhi sampah. Bah!!! gak ada indahnya sama sekali!!!

Akhirnya kami putuskan tuk segera memarkir motor dan menuju ke tempat penjualan ikan. Lama juga di tempat penjualan ikan, tawar menawar yang alot karena harga gak cocok terus. Finally, kita dapatkan 2 ekor ikan tenggiri SEGAR (3,3Kg; Rp 20 rebu/Kg), 2Kg cumi SEGAR (Rp 22.500/Kg), 2 ekor ikan kakap KURANG SEGAR (2,6Kg; Rp 17.500/Kg), dan 3Kg kerang hijau (Rp 10 rebu/3 Kg + bonus 1/2Kg). Hmmm.... kemahalan gak ya??? actually, dari kita ini tidak ada yang tahu berapa harga harga pasarannya, yang penting nawar-nawar aja :).

Kemudian kami segera menuju ke saung-saung yang menyediakan jasa pemasakan ikan tuk menikmati hasil 'buruan' yang sudah didapat. DAN TERNYATA : KAMI SALAH MENGESTIMASI JUMLAH IKAN YANG DIBELI!!! Bagaimana tidak, di awal diperkirakan ikan2 ini akan cepat habis kita lahap. Tapi nyatanya, baru melahap setengahnya saja sudah ngos-ngosan dan angkat tangan. So full!!!

Bungkus mas...

Hasil jeprat-jepret lihat di bawah ya...




Photobucket - Video and Image Hosting --- tenggiri & kakap ---

Photobucket - Video and Image Hosting --- mbah dukun iwan ---

Photobucket - Video and Image Hosting --- udah, makan aja sana ---

Photobucket - Video and Image Hosting --- cumi goreng tepung ---

Friday, December 01, 2006

KE PANTAI TANJUNG PAKIS

Hari minggu yang lalu saya pergi ke pantai pakis untuk refreshing bersama teman-teman kantor. Kegiatan ini hampir dapat dikatakan kegiatan rutin yang biasa kami lakukan. Memancing bersama di Cibatok Bogor, pergi refreshing ke air terjun Bogor, ke gunung Pancar, dan untuk kali ini, kami ke pantai Pakis.

Pantai Tanjung Pakis terletak di Desa Tanjung Pakis Kecamatan Pakis Jaya Kabupaten Karawang (kira-kira 70 km dari ibukota kabupaten Karawang). Bentang pantai sekitar 5 km. Bagaimana kondisi pantai ini ??? Hmm.., patut disayangkan, potensi obyek wisata yang bagus ini tidak (atau mungkin belum) dikelola dengan baik pemerintah daerah Kabupaten Karawang. Kondisi pantai pakis cukup memprihatinkan, kotoran/sampah yang tidak dikelola dengan baik, sarana dan prasarana transportasi menuju lokasi wisata yang tidak memadai, serta fasilitas di sekitar pantai yang boleh dikatakan sangat tidak memadai. Padahal, saya pikir jika dikelola dengan baik, pantai ini sangat berpotensi memberi sumbangsih besar pada pendapatan daerah Kabupaten Karawang. Kendatipun demikian jika dikomparasi dengan pantai Ancol dari segi keindahan, sampah, dan kebersihan airnya, saya akan berikan nilai 7 untuk pantai pakis dan 5 untuk pantai ancol.

Kami (14 orang, dengan 9 sepeda motor) berkumpul bersama-sama di Yos Sudarso 1 Sunter sekitar jam 7.30, kemudian transit dulu di Komplek Harapan Indah Bekasi, dan berangkat dari sana jam 09.00. Kami sengaja pergi dengan mengendarai motor, karena memang inilah salah satu sarana menggapai ‘tujuan’ kami. Perjalanan dari Bekasi ke lokasi pantai ditempuh melalui jalan pintas, diantaranya dengan melewati dua sungai yang masing-masing memiliki lebar sekitar 40 dan 50 m (tidak ada jembatan, hanya dapat dilewati dengan naik perahu kerek). Dari penunjukan odometer diketahui bahwa jarak tempuh Bekasi ke lokasi pantai adalah sekitar 47 km (jarak tempuh pulang-pergi sekitar 94 km, dan kami menempuhnya selama 2 jam (bila dikurangi waktu menyeberangi perahu, sekitar 30 mnt, kecepatan rata2 berkendara kira2 31,3 km/jam).

Meskipun capek di perjalanan, satu hal yang sangat berkesan selama mengikuti acara-acara seperti ini adalah rasa kebersamaan. Yah…, sebuah kebersamaan, nikmat yang luar biasa. “Terkadang kita perlu tuk ‘berhenti sejenak’, sekedar melepaskan beban yang ada, bersama keluarga dan teman-teman kita.”

Rencana refreshing tanggal 3 Desember ini : ke Muara Angke ; dan 16 Desember : TOURING SHOWA ke Ciater (via medan yang berat, Yang CEMEN gak boleh ikut !!!).

Berikut ini adalah foto-foto selama refreshing ke Pantai Pakis.

Photobucket - Video and Image Hosting ---Ini dia nih, rombongan dari dari SUNTER---

Photobucket - Video and Image Hosting ---Sedang istirahat di saung-saung---

Photobucket - Video and Image Hosting ---Pak Setyo dan Wildan(putra sulung Pak hadi, sedang bermain pasir---

Photobucket - Video and Image Hosting ---naik rakit, huff...---

Photobucket - Video and Image Hosting ---naik rakit, sungai yang kedua---

Photobucket - Video and Image Hosting ---masih di nyebrang sungai---

Photobucket - Video and Image Hosting ---ikan bakar, nyam-nyam...---

Photobucket - Video and Image Hosting ---bergaya---

Photobucket - Video and Image Hosting ---bergaya lagi---

Photobucket - Video and Image Hosting ---coba lihat ada mobilnya juga di rakit, deg-degan---